Kenalkan, Dara Prayoga (Oka)

Aku mengetahui Oka, Dara Prayoga sejak 2011. Sejak aku kelas dua SMA-hingga sekarang. Dia seorang selebtwit, pernah membuat buku berjudul Analogi cinta sendiri, Analogi cinta berdua, dan back to you. Sekarang dia sudah menikah dengan seseorang yang dia cintai,Mia. Bahkan sudah mempunyai anak yang lucu. Namanya Jio dan Kio, anak kembar yang biasa aku bagikan dalam kiriman pesan instagram kita.

Jika orang lain punya Dilannya ayah Pidi Baiq sebagai panutan, aku punya Oka. Aku pernah berjumpa dengannya di launching buku Analogi Cinta Berdua di Bandung. Duduk di sampingnya, berfoto bersamanya. Oka-ku nyata. Dan aku baru ingat buku itu ada di Ratna-sampai sekarang 😦

Apa yang aku suka dari Oka? Oka gak ganteng-wkwk. Dia selalu menginspirasi aku-menginspirasi aku agar tetap memperjuangkan cinta. Padamu. Aku kagum padanya, mencintai Mia dengan begitu indahnya. Aku juga ingin, mencintai kamu dengan begitu indahnya. Seperti ucapan gaul zaman sekarang “panutanqu” haha.

Aku mencintaimu, karena aku ingin-tanpa paksaan.

Aku bersyukur dilahirkan menjadi pembangkang.

Pada sebagian besar waktu dalam hidup, aku sering tidak bisa menerima begitu saja.

Aku sering tak percaya apa yang dikatakan orang.

Bagiku, jawaban dari orang lain hanya menambah tanda tanya.

 

Aku lebih percaya kepada hidup.

Tuhan bersama semesta-Nya lebih jujur daripada jujur.

Ia memberikan pertanda kepada setiap makhluk-Nya.

Kita, makhluk yang tak pandai membaca.

 

Ada seorang bijak pernah berkata bahwa kadang kita tak bisa bersama dengan yang dicinta.

Aku berkali-kali bertemu dengan orang yang harus merelakan cintanya dan menerima cukup yang ada.

Merelakan yang telah pergi sedang batin dan raga menjerit berusaha meraih hadirnya.

Kondisi yang beberapa orang coba jalani selamanya dalam hidupnya.

 

Tapi maaf, aku tidak bisa.

Aku tidak bisa untuk tidak menghidupi mimpiku.

Aku tidak bisa untuk merelakan seseorang yang tak tergantikan.

Aku tidak sanggup bila itu bukan kamu.

 

Aku bersyukur dilahirkan menjadi pembangkang.

Karena aku tak ingin berakhir seperti mereka.

Aku tidak akan menuruti perkataan “cinta tak harus memiliki”.

Aku mau memiliki cintaku, itulah mengapa aku memperjuangkan kamu.

 

Aku pernah bermimpi mewujudkan mimpi bersama kamu.

Sebuah mimpi yang tercipta dari alam bawah sadar yang paling dalam.

Yang bahkan aku sendiri tak tahu mengapa aku memimpikannya.

Sampai aku sadar, bahwa mimpi itu harus kuhidupi.

 

Mimpi yang pernah aku rusak sendiri.

Tetapi seperti yang selalu hidup ajarkan kepada aku, aku harus memperbaiki semuanya sendiri.

Itulah mengapa, aku memutuskan untuk tidak menyerah atas kamu.

Aku memilih untuk tidak merelakan kamu.

Sepenggal tulisan Oka untuk Mia berjudul back to you, selalu mengena padaku-selalu ingin membuatku kembali memperjuangkanmu tanpa lelah dan semoga lillah. Puisi ini belum berakhir, aku hanya mengambil sebagian sebelum pada ending bahagia.

Kamu tahu? pagi ini aku sehabis solat shubuh ingin memposting nyanyian ku di snapgram. haha- pada akhirnya aku memang tak pede. Aku suka bernyanyi, meski suaraku tidak baik wahaha. Ingat kan, aku finalis dangdut akademi 4 (lalu apa hubungannya) :p

Pagi ini aku ingin sekali membangunkanmu seperti biasanya, mengirimi bom message whats app, video call – meneleponmu sampai kamu bangun. Bahkan aku masih ingat saat bulan Ramadhan, 70 panggilan bahkan tak berhasil membangunkanmu. wakakak- Aku bertahan tidak melakukannya pagi ini sampai nanti kamu mengabariku untuk bertemu di hari sabtu/minggu. Aku tersenyum mengingat kebiasaan-kebiasaan kita-terkadang konyol, namun itulah cara kita menyampaikan rasa sayang dan perhatian.

Malam tadi, kamu bercerita menonton film “Banda” bersama Ramadhan, dan mengatakan bahwa jika aku yang menontonnya-aku pasti akan tertidur. wkwkwk-kebiasaanku. Lalu aku menghancurkan hal-hal yang sudah menenangkan malam tadi, dengan egoku. Dan kamu bilang, selalu seperti itu. Aku selalu menyakiti. Setelah sebelumnya kamu ingin kita tetap biasa saja setiap hari-chatting, pada akhirnya aku memutuskan untuk memberi jeda-pada interaksi kita.

Oka mengajarkanku jarak,

Kita butuh jarak untuk bisa melihat.

Oka bilang begitu, katanya : Dengan jarak, kamu bisa melihat apakah seseorang benar-benar mencintai kamu atau tidak. Kalimat itu sangat sederhana, namun pikirkanlah. Ada banyak makna di dalamnya.

Aku percaya bahwa itu benar, setidaknya-untuk pikiran keruh kita saat ini, jarak mungkin akan merehatkan pikiran kita yang kacau untuk kembali berpikir jernih. Untuk segala permasalahan hidupmu, aku selalu ingin tahu. Dan aku ingin selalu berada disana, menemanimu menghadapinya. Bersama.

Jarak Mengajari Kita Mengalahkan Musuh yang Lebih Nyata

Ego. – Oka

Aku sangat paham ini. Semoga jarak saling meruntuhkan ego untuk saling mengetahui bahwa, kita saling membutuhkan.

Aku ingin tetap mengingatkanmu, jangan lupa sarapan luuu-jangan so soan diet, mengatakan have a nice day- happy working, jangan tidur kemaleman, mengingatkan solat lima waktu, bahkan sekedar mengucapkan bahwa aku sayang kamu. dan yang paling menyenangkan berbicara ngolor ngidul kesana kemari, menceritakan betapa menyebalkannya teman atau melalui hari yang buruk. Aku bisa bersabar. Bersabar itu menyenangkan, memberi ruang mengingat segala hal yang kita lalui bersama dengan penuh perjuangan mewujudkannya dan membuatku senyum-senyum sendiri pagi ini. Pagi ini aku gereget menanyakan “Sudah bangun belooom?“. Mari mengingat yang baik-baik, karena tanpa sadar kita sekarang sudah menjadi seseorang yang berbeda dengan kita pertama bertemu satu tahun lalu untuk memulai sebuah kisah.

Terimakasih sudah menemukanku, memberi uluran tangan yang hangat dan membawa dunia kepadaku. Percayalah Adhia, hingga aku membuat postingan ini. Aku selalu merasa senang mencintaimu. Aku senang, menemukanmu.

Kenalkan, dia Dara Prayoga. Panutanqu dalam memperjuangkan kamu. Kamu bisa mengenalnya disini https://daraprayoga.wordpress.com/

Leave a comment